Lokalisasi Gang Sadar di Baturraden, Purwokerto, Jawa Tengah.
Foto: Radar Banyumas/JPG
PURWOKERTO – Kawasan wisata Baturraden di Purwokerto masih menarik pemudik. Bukan hanya tempat-tempat wisatanya, tetapi juga lokalisasinya yang dikenal dengan nama Gang Sadar.Ketua Paguyuban Warga Kost Baturraden, Amir mengatakan, rata-rata dalam sehari ada 150 pengunjung lokalisasi yang lebih kondang dengan sebutan GS itu. Mayoritas pengunjungnya adalah pemudik.
“Hampir 70 persen pemudik. Sisanya baru orang luar kota,” katanya seperti diberitakan Radar Banyumas (Jawa Pos Group).
Amir menjelaskan, masih banyak penghuni indekos yang sebagian besar pekerja seks komersial yang libur. Dari 100 warga indekos, hanya 20 orang saja yang masih melayani tamu. “Jadi 20 warga kos ini yang melayani 150 pengunjung per hari,” tuturnya.
Dalam sehari selama libur Lebaran, perputaran uang di Gang Sadar bisa mencapai Rp 45 juta. Angka itu merujuk pada tarif PSK yang rata-rata Rp 300 ribu.
Lebih lanjut Amir mengatakan, usai Lebaran ini tidak semua warga indekos kembali ke GS. Jumlah warga indekos sering turun.
Pada 2013 ada 150 warga indekos. Namun, di awal tahun 2014 turun menjadi 70 orang. Sedangkan pendataan terakhir sebelum Ramadan 2016 tercatat ada 100 orang.
“Wajah baru juga muncul saat GS kembali beroperasi usai Lebaran, dan kebanyakan mereka berasal dari lokalisasi dari luar kota. Semacam tambal sulam saja,” katanya.
Turunnya warga indekos di GS karena banyak PSK yang mulai beroperasi sendiri. Mereka kebanyakan beroperasi di sejumlah hotel atau di sejumlah diskotek.
Menurut Amir, hal itu berdampak negatif karena kontrol kesehatan PSK menjadi tak terpantau. “Kalau di GS sendiri ada cek kesehatan berkala sekaligus pendataan warga kost,” ungkapnya.(ziz/sus/jpg/ara/jpnn)
Sumber :Jpnn.com
Menurut Amir, hal itu berdampak negatif karena kontrol kesehatan PSK menjadi tak terpantau. “Kalau di GS sendiri ada cek kesehatan berkala sekaligus pendataan warga kost,” ungkapnya.(ziz/sus/jpg/ara/jpnn)
Sumber :Jpnn.com