Police Line. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com
PALU – Peristiwa pembunuhan di kos-kosan menggegerkan warga Jalan Veteran II, Kelurahan Tanamodindi, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulteng.
Korban seorang pria bernama Apri alias Pri (27), yang diketahui tinggal di Lorong Karantina II Jalan Garuda, Kecamatan Palu Selatan.
Pri meninggal dunia akibat terkena tusukan benda tajam yang diduga pisau dapur. Pelakunya yakni Anwar Maku alias Ateng. Pelaku tak lain adalah suami perempuan inisial Hij. Anwar membunuh Pri di kamar kos Hij sekitar pukul 23.30 Wita Minggu malam (17/7).
Informasi pembunuhan diketahui pihak Reskrim Polres Palu usai Hij melaporkan kejadian itu ke Polres Palu dengan badan bersimbah darah. Hij juga terkena bacokan di siku sebelah kirinya serta punggung sebelah kiri mengalami luka sobek.
Dalam laporan polisinya, Hij menjelaskan bahwa suaminya Ateng sebelum membunuh korban, lebih dulu melakukan penganiayaan terhadap dirinya menggunakan pisau dapur yang berada di kosnya.
Usai menjelaskan semua kronologis kejadian, kepolisian Reskrim langsung membawa Hij ke RS Bhayangkara Palu guna mendapat penanganan medis. Sementara tim Buser Polres Palu langsung terjun ke TKP untuk melakukan penyelidikan.
Dalam penyelidikan, tim Buser banyak menemukan titik terang kejadian dari keterangan saksi-saksi. Begitu polisi tiba di TKP, pelaku rupanya sudah melarikan diri.
Berdasar keterangan para saksi di TKP itulah, polisi mencari Ateng yang tinggal di kos Jalan Pipit. Sesampainya di sana, suasana tegang terlihat ketika tim Buser mengeluarkan senjatanya guna mengantisipasi terjadinya perlawanan yang dilakukan pelaku.
Korban seorang pria bernama Apri alias Pri (27), yang diketahui tinggal di Lorong Karantina II Jalan Garuda, Kecamatan Palu Selatan.
Pri meninggal dunia akibat terkena tusukan benda tajam yang diduga pisau dapur. Pelakunya yakni Anwar Maku alias Ateng. Pelaku tak lain adalah suami perempuan inisial Hij. Anwar membunuh Pri di kamar kos Hij sekitar pukul 23.30 Wita Minggu malam (17/7).
Informasi pembunuhan diketahui pihak Reskrim Polres Palu usai Hij melaporkan kejadian itu ke Polres Palu dengan badan bersimbah darah. Hij juga terkena bacokan di siku sebelah kirinya serta punggung sebelah kiri mengalami luka sobek.
Dalam laporan polisinya, Hij menjelaskan bahwa suaminya Ateng sebelum membunuh korban, lebih dulu melakukan penganiayaan terhadap dirinya menggunakan pisau dapur yang berada di kosnya.
Usai menjelaskan semua kronologis kejadian, kepolisian Reskrim langsung membawa Hij ke RS Bhayangkara Palu guna mendapat penanganan medis. Sementara tim Buser Polres Palu langsung terjun ke TKP untuk melakukan penyelidikan.
Dalam penyelidikan, tim Buser banyak menemukan titik terang kejadian dari keterangan saksi-saksi. Begitu polisi tiba di TKP, pelaku rupanya sudah melarikan diri.
Berdasar keterangan para saksi di TKP itulah, polisi mencari Ateng yang tinggal di kos Jalan Pipit. Sesampainya di sana, suasana tegang terlihat ketika tim Buser mengeluarkan senjatanya guna mengantisipasi terjadinya perlawanan yang dilakukan pelaku.
Polisi berusaha mendobrak kamar kos pelaku yang terkunci dengan dua gembok berukuran sedang. Namun pelaku tidak berada dalam kos karena telah melarikan diri.
Malam itu juga tim Buser kemudian bergerak ke kos milik kakak pelaku di Jalan Merpati, Kecamatan Palu Timur. Sesampainya di sana, kakak korban yang bekerja di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Palu, membenarkan bahwa pelaku sempat singgah ke tempatnya. Tapi tidak lama, pelaku langsung pergi dengan alasan ingin menyerahkan diri ke polisi.
“Dia (Ateng,red) akui tadi, dia habis bunuh orang. Dan dia kemari sekitar pukul 01.30 Wita (Senin dini hari) hanya mengantar anaknya dan kemudian langsung pergi. Dia bilang, mau pergi Polres Palu untuk tanggung jawab perbuatannya. Dia berjalan kaki tadi ke sana,” ujar kakak pelaku yang menolak disebut namanya Senin dini hari (18/7) tersebut.
Setelah mendapat informasi dari keluarga pelaku, sekitar pukul 04.00 Wita tim Buser yang dipimpin langsung Kanit Buser dan Kanit Reskrim Polres Palu, menelepon ke kantor.
Benar adanya, Ateng yang diketahui bekerja di Dinas Kebersihan Kota Palu sudah berada di Polres Palu. Polisi pun balik kanan menuju ke kantor guna melakukan penyelidikan.
Dalam penyelidikan, pelaku menjelaskan kenapa dia tega membunuh Pri dan membacok istrinya sendiri. Sebelum pembunuhan terjadi, Ateng sebenarnya tidak ada niat untuk melakukan hal keji itu. Dirinya hanya berniat mengambil buah hatinya yang dibawa ibunya setelah hubungan pasangan suami istri (Pasutri) ini renggang selama 8 bulan terakhir. Ketika dirinya mendobrak pintu kamar kos istri, dia mendapat istrinya dalam posisi memasang celana.
“Saya sudah sangat emosi melihat itu semua. Apalagi saat itu Pri (korban) sedang berbaring-baring di dalam kos. Saya curiga kalau mereka habis menjalin hubungan terlarang. Emosi saya naik, sudah tidak bisa saya kontrol lagi,”ungkap Ateng di kantor polisi sekitar 04.30 Wita.
Begitu emosinya memuncak, tanpa basa-basi Ateng langsung mengambil pisau yang berada di atas meja di kos istrinya dan langsung menusuk Hij. Kemudian dia juga menghujamkan pisau ke arah Pri yang berada dalam kamar kos.
Malam itu juga tim Buser kemudian bergerak ke kos milik kakak pelaku di Jalan Merpati, Kecamatan Palu Timur. Sesampainya di sana, kakak korban yang bekerja di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Palu, membenarkan bahwa pelaku sempat singgah ke tempatnya. Tapi tidak lama, pelaku langsung pergi dengan alasan ingin menyerahkan diri ke polisi.
“Dia (Ateng,red) akui tadi, dia habis bunuh orang. Dan dia kemari sekitar pukul 01.30 Wita (Senin dini hari) hanya mengantar anaknya dan kemudian langsung pergi. Dia bilang, mau pergi Polres Palu untuk tanggung jawab perbuatannya. Dia berjalan kaki tadi ke sana,” ujar kakak pelaku yang menolak disebut namanya Senin dini hari (18/7) tersebut.
Setelah mendapat informasi dari keluarga pelaku, sekitar pukul 04.00 Wita tim Buser yang dipimpin langsung Kanit Buser dan Kanit Reskrim Polres Palu, menelepon ke kantor.
Benar adanya, Ateng yang diketahui bekerja di Dinas Kebersihan Kota Palu sudah berada di Polres Palu. Polisi pun balik kanan menuju ke kantor guna melakukan penyelidikan.
Dalam penyelidikan, pelaku menjelaskan kenapa dia tega membunuh Pri dan membacok istrinya sendiri. Sebelum pembunuhan terjadi, Ateng sebenarnya tidak ada niat untuk melakukan hal keji itu. Dirinya hanya berniat mengambil buah hatinya yang dibawa ibunya setelah hubungan pasangan suami istri (Pasutri) ini renggang selama 8 bulan terakhir. Ketika dirinya mendobrak pintu kamar kos istri, dia mendapat istrinya dalam posisi memasang celana.
“Saya sudah sangat emosi melihat itu semua. Apalagi saat itu Pri (korban) sedang berbaring-baring di dalam kos. Saya curiga kalau mereka habis menjalin hubungan terlarang. Emosi saya naik, sudah tidak bisa saya kontrol lagi,”ungkap Ateng di kantor polisi sekitar 04.30 Wita.
Begitu emosinya memuncak, tanpa basa-basi Ateng langsung mengambil pisau yang berada di atas meja di kos istrinya dan langsung menusuk Hij. Kemudian dia juga menghujamkan pisau ke arah Pri yang berada dalam kamar kos.
“Pisau saya ambil di dapur. Pas saya ambil, saya sudah membabi-buta menusuk istriku. Istriku sempat lari. Saya sempat ditendang sama Pri dan kami berkelahi. Saya pun melawan dengan membalas mengarahkan pisau ke tubuh secara berulang-ulang. Saya tidak sangka juga kena dadanya dan dia sampai meninggal,” cerita Ateng sambil menundukkan kepala.
Usai membunuh Pri, Ateng kembali mengejar istrinya yang bersembunyi di belakang rumah warga yang tidak jauh dari TKP. Ateng menemukan tempat persembunyian istrinya, dan kembali mengarahkan pisau itu ke bagian punggung sebelah kiri. Setelah itu, Ateng langsung menyimpan pisau di atas batu bata tempat persembunyian istrinya tadi.
“Istri saya hendak panjat tembok, tapi saya dapat. Pisau sempat patah. Saya langsung lari ke tempat kakak sembari menggendong anak perempuan saya,”ujar Ateng sedih bercampur emosi.
Sebelum terjadi pembunuhan, beberapa hari sebelumnya pelaku mengaku sempat berselisih dengan istrinya akibat Ateng mendapatkan si istri berduaan dengan almarhum Pri. Mulai situlah hubungan pasutri ini bermasalah dan berpisah tempat tinggal.
“Saya dapat mereka sebelum bulan puasa. Di situ saya merasa tidak dihargai oleh Pri sebagai suami. Padahal, kurang baik apa saya sama Pri. Dia saya anggap saudara sudah. Cuma dia khianati saya,” sebut Ateng dengan wajah penuh penyesalan.
Saat ini, kepolisian Reskrim Polres Palu sudah mengamankan pelaku (Ateng) dan barang bukti sebilah pisau yang digunakan Ateng menusuk istrinya dan membunuh Pri.(fcb/sam/jpnn)
Usai membunuh Pri, Ateng kembali mengejar istrinya yang bersembunyi di belakang rumah warga yang tidak jauh dari TKP. Ateng menemukan tempat persembunyian istrinya, dan kembali mengarahkan pisau itu ke bagian punggung sebelah kiri. Setelah itu, Ateng langsung menyimpan pisau di atas batu bata tempat persembunyian istrinya tadi.
“Istri saya hendak panjat tembok, tapi saya dapat. Pisau sempat patah. Saya langsung lari ke tempat kakak sembari menggendong anak perempuan saya,”ujar Ateng sedih bercampur emosi.
Sebelum terjadi pembunuhan, beberapa hari sebelumnya pelaku mengaku sempat berselisih dengan istrinya akibat Ateng mendapatkan si istri berduaan dengan almarhum Pri. Mulai situlah hubungan pasutri ini bermasalah dan berpisah tempat tinggal.
“Saya dapat mereka sebelum bulan puasa. Di situ saya merasa tidak dihargai oleh Pri sebagai suami. Padahal, kurang baik apa saya sama Pri. Dia saya anggap saudara sudah. Cuma dia khianati saya,” sebut Ateng dengan wajah penuh penyesalan.
Saat ini, kepolisian Reskrim Polres Palu sudah mengamankan pelaku (Ateng) dan barang bukti sebilah pisau yang digunakan Ateng menusuk istrinya dan membunuh Pri.(fcb/sam/jpnn)
Sumber : Jpnn.com