Bupati Merangin, H Al Haris saat melakukan sosialisasi kepada para petani karet, kemarin (5/9) / Humas Merangin
BANGKO - Anjloknya harga karet dalam beberapa tahun
terakhir benar-benar membuat patani kesulitan, termasuk di Merangin.
Bahkan banyak petani karet terpaksa banting stir mencari pekerjaan lain.Bupati Merangin, Al Haris, mengatakan petani harus mengubah cara pengolahan karetnya. Dikatakan Haris, selama ini karet petani kualitasnya kurang bagus, sehingga berdampak dengan tidak bagusnya harga.
"Perilaku petani kita selama ini kalau motong itu semua masuk ke karet, tatal masuk juga. Banyak sampahnya, sudah itu direndam supaya timbangannya berat," kata Haris.
"Sementara pengusaha mencari karet yang kualitasnya bagus. Karena karet kita kualitas tidak bagus ya tentu harganya juga kurang baik," ujarnya lagi.
Sementara itu Herilotiansyah, pimpinan perusahan pengelola karet mengatakan buruknya kualitas karet petani selama ini dimanfaatkan para cukong, sehingga harga di tingkat petani sangat murah.
"Karena karet tidak bagus itulah dimanfaatkan cukong untuk menurunkan harga, hingga sampai Rp 4000 per kilogram," sebutnya.
Ia juga mengatakan bahwa harga karet itu ditentukan kader karetnya, bukan kadar air atau beratnya.
"Karena petani itu lebih mengedepankan beratnya timbangan dengan merendam karet ke air. Sementara di pabrik itu yang bernilai adalah kadar karetnya," pungkasnya.
Sumber : Metrojambi.com