Kerincigoogle.com, Kerinci - Pasca pengroyokan Iskandar warga desa Sandaran Galeh, situasi keamanan kian mencekam, malam tadi massa dari Kumun berhasil memasuki Desa Tanjung Pauh Mudik dan melakukan pembakaran 4 buah rumah di Desa Tanjug Pauh Mudik.
Menurut warga Tanjung Pauh, Rodi, sekitar jam 22.00 wib massa dari Kumun sudah mulai berdatangan di pendakian Kumun, tepatnya daerah perbatasan antara Kota Sungaipenuh dan Kabupaten Kerinci, yang mana pada saat itu rumah warga Tanjung Pauh dijaga oleh satuan brimob, tapi sayang rumah yang ditempati itu tidak bisa diselamatkan.
"Sekitar jam 10 malam, massa dari kumun mulai berkumpul di pendakian Kumun, pembakaran terhadap 4 buah rumah dilakukan diatas jam 12 malam, massa menyerang brimob dengan lemparan batu, bom molotov, sempat terdengar bunyi tembakan peringatan dari brimob tapi tidak digubris oleh massa dari Kumun, mereka tetap merangsek maju, brimob akhirnya kabur dan mundur dari rumah yang mereka tempati" beber rodi.
Pasca pembakaran, warga desa Tanjung Pauh berduyun-duyun datang ke perbatasan dengan membawa senjata tajam, parang, tombak bambu runcing, senjata angin dan berbagai alat lainya.
Ditempat terpisah di pendakian Kumun, juga terlihat massa berkumpul juga membawa berbagai jenis senjata.
Sampai berita ini dipublikasikan warga kedua belah pihak tetap bertahan diperbatasan tanpa penjagaan yang memadai dari aparat keamanan.
Menurut warga Tanjung Pauh, Rodi, sekitar jam 22.00 wib massa dari Kumun sudah mulai berdatangan di pendakian Kumun, tepatnya daerah perbatasan antara Kota Sungaipenuh dan Kabupaten Kerinci, yang mana pada saat itu rumah warga Tanjung Pauh dijaga oleh satuan brimob, tapi sayang rumah yang ditempati itu tidak bisa diselamatkan.
"Sekitar jam 10 malam, massa dari kumun mulai berkumpul di pendakian Kumun, pembakaran terhadap 4 buah rumah dilakukan diatas jam 12 malam, massa menyerang brimob dengan lemparan batu, bom molotov, sempat terdengar bunyi tembakan peringatan dari brimob tapi tidak digubris oleh massa dari Kumun, mereka tetap merangsek maju, brimob akhirnya kabur dan mundur dari rumah yang mereka tempati" beber rodi.
Pasca pembakaran, warga desa Tanjung Pauh berduyun-duyun datang ke perbatasan dengan membawa senjata tajam, parang, tombak bambu runcing, senjata angin dan berbagai alat lainya.
Ditempat terpisah di pendakian Kumun, juga terlihat massa berkumpul juga membawa berbagai jenis senjata.
Sampai berita ini dipublikasikan warga kedua belah pihak tetap bertahan diperbatasan tanpa penjagaan yang memadai dari aparat keamanan.