Kerincigoogle.com, Kerinci - Kecenderungan orang tua murid, memilih
Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang berbasis Agama, ketimbang Sekolah
Menengah Pertama (SMP), membuat wakil bupati Kerinci, mewarning kepala
SMP yang ada di kabupaten Kerinci.
Pengakuan Wakil Bupati Kerinci Zainal Abidin,
beberapa waktu lalu, Banyak yang menyampaikan kepada dirinya, kalau
orang tua siswa lebih memilih menyekolahkan anaknya di MTS dibandingkan
SMP.
"Paradigma sekarang ini orang tua lebih senang
menyekolahkan anak di MTS/Madrasyah dibanding sekolah umum atau SMP,
karena basic agama. Sehingga kita ada SMP dan MTS, kalah SMPnya," ungkap
Zainal.
Maka kedepan, pihaknya akan membenahi
program-program disekolah umum, dengan tidak meninggalkan kurikulum yang
telah ditetapkan dari pusat, dengan memasukan basic agama, seperti
pakaiannya bisa mengikuti MTS, kemudian mengadakan Tadarus, belajar
Tajwid, shalat zuhur berjamaah dan sebagainya.
Dengan demikian tidak ada lagi pemilahan ini
sekolah agamais ini sekolah umum. Dimana umum juga mempelajari agama,
begitupun sekolah agama, sehingga SMP bisa bersaing.
"Kedepan kita coba benahi, dengan tidak mengeyampingkan kurikulum dari pusat," sebut Zainal.
Zainal mencontohkan, salah satunya di SMP
Tanjung Pauh, Kecamatan Keliling Danau, dimana jumlah siswa SMP jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah siswa MTS, karena itu kondisi
masyarakat kerinci sekarang ini lebih memilih memasukkan anak mereka ke
sekolah agama.
"Di SMP Tanjung Pauh dengan 3 lokal, siswanya
lebih kurang 70 siswa, sementara MTS nya tidak tertampung-tampung, ini
kondisi yang ada saat ini," Zainal Mencontohkan.
Jadi dengan kondisi demikian, Wabup meminta,
kepala sekolah SMP harus jeli melihat situasi dan kondisi, apakah dengan
memasukan program-program keagamaan seperti yang ada disekolah berbasis
agama, namun tanpa menghilangkan kurikulum yang telah ada di Sekolah
umum, agar bisa menarik minat orang tua murid untuk menyekolahkan anak
mereka ke SMP
"Kepala SMP harus peka dengan keinginan orang tua,
ketika seperti itu, harus disesuaikan programnya dengan tidak
mengeyampingkan kurikulum yang ada,"tukas Wabup (hen/kg)