Bahrun Naim/Antara/solopos doc |
Kerincigoogle.com, Jakarta - Muhammad Jibriel Abdul Rahman, teman dekat Bahrun Naim,
mengaku mengenal dengan baik terduga dalang teror bom di kawasan
Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta, pada 14 Januari 2016. Menurut
dia, Bahrun merupakan sosok yang cerdas dan lembut hati.
"Dia dikenal sebagai ahli IT, hacker, pengajar, dan motivator. Gaya bicaranya lembut dan menjadi inspirasi kelompoknya," katanya saat dihubungi Tempo, Senin, 18 Januari 2016.
Karena itu, Jibriel yakin dalang teror bom di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, bukan Bahrun. Sebab, Bahrun dikenal tak suka menyerang. Apalagi serangan yang sporadis dan serampangan.
Saat ditanya apakah ada kemungkinan Bahrun berubah sikap semenjak bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Jibriel meragukannya. Hanya, Bahrun sangat keras dengan aksi yang melampaui batas. "Dia tidak suka seperti itu. Dia lebih intelek, lebih suka soft action seperti hacker (meretas)," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti menyebut Bahrun termasuk teroris yang mempunyai basis massa cukup banyak. Dua orang yang diduga menjadi pesaingnya adalah Abu Jandal dan Bahrumsyah. "Ya mungkin saja mereka bersaing untuk menjadi pemimpin ISIS mewakili Indonesia," tuturnya.
Namun Jibriel tak sependapat dengan Badrodin. Menurut dia, berlebihan bila Bahrun dianggap sedang bertarung merebut kekuasaan dari Abu Jandal dan Bahrumsyah. Sebab, keduanya juga tak menganggap Bahrun sebagai pesaing.
"Kalaupun seandainya menunjukkan eksistensi sebagai calon pemimpin, bukan seperti teror Sarinah caranya," ucapnya. "Itu justru akan dianggap sebagai kebodohan dan kelemahan karena serangan tidak rapi."
"Dia dikenal sebagai ahli IT, hacker, pengajar, dan motivator. Gaya bicaranya lembut dan menjadi inspirasi kelompoknya," katanya saat dihubungi Tempo, Senin, 18 Januari 2016.
Karena itu, Jibriel yakin dalang teror bom di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, bukan Bahrun. Sebab, Bahrun dikenal tak suka menyerang. Apalagi serangan yang sporadis dan serampangan.
Saat ditanya apakah ada kemungkinan Bahrun berubah sikap semenjak bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Jibriel meragukannya. Hanya, Bahrun sangat keras dengan aksi yang melampaui batas. "Dia tidak suka seperti itu. Dia lebih intelek, lebih suka soft action seperti hacker (meretas)," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti menyebut Bahrun termasuk teroris yang mempunyai basis massa cukup banyak. Dua orang yang diduga menjadi pesaingnya adalah Abu Jandal dan Bahrumsyah. "Ya mungkin saja mereka bersaing untuk menjadi pemimpin ISIS mewakili Indonesia," tuturnya.
Namun Jibriel tak sependapat dengan Badrodin. Menurut dia, berlebihan bila Bahrun dianggap sedang bertarung merebut kekuasaan dari Abu Jandal dan Bahrumsyah. Sebab, keduanya juga tak menganggap Bahrun sebagai pesaing.
"Kalaupun seandainya menunjukkan eksistensi sebagai calon pemimpin, bukan seperti teror Sarinah caranya," ucapnya. "Itu justru akan dianggap sebagai kebodohan dan kelemahan karena serangan tidak rapi."
Sumber : Tempo.co