JAMBI-Hajatan Pilkada usai sudah. Pemimpin terpilih, pasangan Zumi Zola dan Fachrori Umar hari ini dilantik oleh Presiden RI Jokowi di Istana Negara. Gebrakannya kini ditunggu-tunggu oleh 3,5 juta masyarakat Jambi.
Sebagai pemimpin rakyat tentu Gubernur H Zumi Zola punya visi dan misi. Diantaranya Jambi Tuntas 2021. Visi ini dijabarkan dalam tertib tata pengelolaan pemerintahan yang bersih transparan dan akuntabel. Terciptanya hubungan harmonis antara pemerintahan kabupaten/kota dengan provinsi untuk mewujudkan pemerataan pembangunan. Terwujudnya kesadaran dan
ketaatan publik terhadap perundangan-undangan.
Kemudian, Provinsi Jambi yang "Unggul" dimaksudkan terwujudnya kualitas sumber daya manusia dan daya saing daerah. Terpenuhinya layanan dasar yang berkualitas. Berkembangnya industri hilir yang dapat meningkatkan kualitas produksi dan penciptaan lapangan kerja.
Selanjutnya, Provinsi Jambi yang "Nyaman" dimaksudkan terwujudnya sebagai daerah yang nyaman untuk berinvestasi dari dalam maupun luar negeri. Terwujudnya kehidupan masyarakat aman, tenteram dan bebas dari konflik.
Visi Provinsi Jambi yang "Tangguh" artinya terwujudnya kemandirian ekonomi masyarakat yang siap menghadapi globalisasi. Tumbuh dan berkembangnya produktivitas ekonomi rakyat. Berkembangnya industri hilir yang dapat meningkatkan kualitas produksi dan penciptaan lapangan kerja.
Dan visi Provinsi Jambi yang "Adil" adalah meningkatnya anggaran daerah yang pro-rakyat, terwujudnya pemerataan pembanggunan sesuai dengan pengembangan potensi daerah. Penciptaan ruang pembangunan agraria yang lebih adil bagi rakyat. Pelayanan informasi publik yang berimbang dan transparan.
Selanjutnya, visi Provinsi Jambi yang "Sejahtera" berupa visi meningkatnya indeks masyarakat Jambi. Menurunnya rasio kemiskinan. Terpenuhinya pelayanan kebutuhan dasar masyarakat. Meningkatnya pendapatan dan ekonomi masyarakat. Meningkatknya kesejahteraan sosial.
Pasca dilantik, tiga juta lebih penduduk Jambi menunggu janji politik dan visi misi tersebut. Beberapa janji politik yang pernah ia sampaikan, termasuk diantaranya, meningkatkan harga sawit, karet dan mengambil kembali Pulau Berhala dari Kepri. Banyak lagi Pekerjaan Ruma PR yang harus dikerjakan oleh Zumi Zola.
Pengamat Ekonomi Jambi, Pantun Bukit, mengatakan, setelah dilantik, Gubernur harus harus menyusun program sesuai visi misi yang terakomodir dengan janji politik. Apapun yang dijanjikan harus diukur dengan kemampuan APBD Provinsi Jambi.
“Janji Politik harus konek. Disesuaikan dengan kemampuan APBD. Kita tahu APBD kita menurun karena dana bagi hasil migas. Penurunan mencapai 200 peren,” ujarnya. Dalam penyusunan program harus dilihat skala prioritas terlebih dahulu dan harus ekstra hati-hati. Jika tidak bisa, jadi bomerang. “Mana yang prioritas harus didahulukan,” pintanya.
Tak hanya masalah program, pemilihan kabinet juga menjadi catatan Pantun Bukit agar bergerak lebih cepat. Yaitu dengan memilih kabinet yang gerakannya sepadan dan selaras. “Langgam yang lama berbeda dengan yang baru,” akunya.
Juga harus ada konek dengan Pemerintah Pusat. Karena kemampuan APBD terbatas. Dicontohkannya Sumatera Barat, yang memiliki hubungan emosional yang kuat dengan pusat. Jika Gubernur tidak bisa memanfaatkan hal itu, Jambi Tuntas sulit terjadi. Terutama dalam membantu pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung, Bandara dan Jalan. “Ujungjabung itu saja butuh dana puluhan triliun. Jika tidak punya hubungan emosional dengan pusat, sulit dibangun, kita butuh bantuan pusat,” tegasnya.
Tak hanya Pemerintah Pusat, menjalin hubungan dengan Negara luar juga harus diperlukan. Terutama mengundang investor untuk masuk Jambi. Apalagi dalam kontek MEA untuk mempercepat akselerasi ekonomi Jambi. Gubernur juga harus melakukan kajian terhadap potensi PAD yang ada. Miaslnya pajak kendaraan dan alat berat.
“Mungkin baru 10 persen yang tergarap. Retribusi juga masih banyak yang bisa dijadikan PAD,” jelasnya.
Untuk meningkatkan harga karet dan sawit, kata Pantun, Gubernur harus membangun hilirisasi. Karena harga komoditi ditentukan oleh pasar dan tidak bisa di interfensi. ”Setidaknya sudah bisa membuat karpet, sepatu, inikan sudah ada nilai tambah, ada pilihan bagi petani, itu yang harus dilakukan,” tegasnya.
Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Jambi, mengakui bahwa, ketergantungan pengolahan bahan baku menjadi produk yang bernilai tinggi menjadi penyebab tidak sejahteranya petani perkebunan di Provinsi Jambi.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Ir Budidaya, banyak potensi perkebunan di Provinsi Jambi yang justru menguntungkan Provinsi tetangga dan merugikan petani Jambi sendiri. Jika potensi itu dimaksimalkan pengelolaannya di Jambi justru akan sangat menguntungkan.
“Potensi perkebunan kita itu cukup besar, terutama karet, kelapa sawit, kopi dan juga pinang. Bahan baku cukup, tapi tidak mampu memproduksinya secara mandiri. Potensi ini justru dinikmati kawan-kawan kita di Provinsi tetangga. Andai, kita punya industri hilirisasi, minimal untuk pengolahan setengah jadi saja, tentu akan sangat menguntungkan petani, khususnya untuk membuka lahan kerja baru,” sebutnya.
Budidaya sendiri juga menilai, bahwa mimpi Hilirisasi industri di Provinsi Jambi itu juga tidak bisa dilakukan oleh satu instansi saja dan butuh kerjasama serta koordinasi multy sector di tubuh Pemerintah Provinsi Jambi dan juga Kabupaten/kotanya.
“Kalau kita di Dinas Perkebunan ini harus memikirkan replanting, packing, hilirisasi industri, dan juga distribusi pemasaran tentu dan tidak akan mungkin terwujud.Bagaimana terwujud, yang kerjasama antar instansi, khususnya Disperindag dan juga BPMPT,” sebutnya.
“Khususnya untuk mempermudah perizinan investor, sosialisasi potensi daerah dan juga ide kreatif untuk pemasaran harus bersama-sama kita rumuskan. Termasuk pendampingan kepada para petani kita,” lanjutnya.
Mantan Sekda Kota Jambi ini juga menyebutkan, kedepan, Disbun juga akan mengupayakan di Jambi ada hilirisasi industri CPO.
“Kini kita tengah mengkaji Perda yang mengatur tentang CPO. Bagaimana nanti, CPO kita Jambi ini tidak seluruhnya di ekspor. Setidaknya 10 persen lah, tinggal dan diolah di Jambi. Tahun depan, mudah-mudahan sudah terwujud. Apalagi, visi dan misi gubernur terpilih, salah satunya untuk menaikkan harga sawit dan karet, dan hilirisasi industri inilah salah satu jawabannya,” harapnya.
Sebagai pemimpin rakyat tentu Gubernur H Zumi Zola punya visi dan misi. Diantaranya Jambi Tuntas 2021. Visi ini dijabarkan dalam tertib tata pengelolaan pemerintahan yang bersih transparan dan akuntabel. Terciptanya hubungan harmonis antara pemerintahan kabupaten/kota dengan provinsi untuk mewujudkan pemerataan pembangunan. Terwujudnya kesadaran dan
ketaatan publik terhadap perundangan-undangan.
Kemudian, Provinsi Jambi yang "Unggul" dimaksudkan terwujudnya kualitas sumber daya manusia dan daya saing daerah. Terpenuhinya layanan dasar yang berkualitas. Berkembangnya industri hilir yang dapat meningkatkan kualitas produksi dan penciptaan lapangan kerja.
Selanjutnya, Provinsi Jambi yang "Nyaman" dimaksudkan terwujudnya sebagai daerah yang nyaman untuk berinvestasi dari dalam maupun luar negeri. Terwujudnya kehidupan masyarakat aman, tenteram dan bebas dari konflik.
Visi Provinsi Jambi yang "Tangguh" artinya terwujudnya kemandirian ekonomi masyarakat yang siap menghadapi globalisasi. Tumbuh dan berkembangnya produktivitas ekonomi rakyat. Berkembangnya industri hilir yang dapat meningkatkan kualitas produksi dan penciptaan lapangan kerja.
Dan visi Provinsi Jambi yang "Adil" adalah meningkatnya anggaran daerah yang pro-rakyat, terwujudnya pemerataan pembanggunan sesuai dengan pengembangan potensi daerah. Penciptaan ruang pembangunan agraria yang lebih adil bagi rakyat. Pelayanan informasi publik yang berimbang dan transparan.
Selanjutnya, visi Provinsi Jambi yang "Sejahtera" berupa visi meningkatnya indeks masyarakat Jambi. Menurunnya rasio kemiskinan. Terpenuhinya pelayanan kebutuhan dasar masyarakat. Meningkatnya pendapatan dan ekonomi masyarakat. Meningkatknya kesejahteraan sosial.
Pasca dilantik, tiga juta lebih penduduk Jambi menunggu janji politik dan visi misi tersebut. Beberapa janji politik yang pernah ia sampaikan, termasuk diantaranya, meningkatkan harga sawit, karet dan mengambil kembali Pulau Berhala dari Kepri. Banyak lagi Pekerjaan Ruma PR yang harus dikerjakan oleh Zumi Zola.
Pengamat Ekonomi Jambi, Pantun Bukit, mengatakan, setelah dilantik, Gubernur harus harus menyusun program sesuai visi misi yang terakomodir dengan janji politik. Apapun yang dijanjikan harus diukur dengan kemampuan APBD Provinsi Jambi.
“Janji Politik harus konek. Disesuaikan dengan kemampuan APBD. Kita tahu APBD kita menurun karena dana bagi hasil migas. Penurunan mencapai 200 peren,” ujarnya. Dalam penyusunan program harus dilihat skala prioritas terlebih dahulu dan harus ekstra hati-hati. Jika tidak bisa, jadi bomerang. “Mana yang prioritas harus didahulukan,” pintanya.
Tak hanya masalah program, pemilihan kabinet juga menjadi catatan Pantun Bukit agar bergerak lebih cepat. Yaitu dengan memilih kabinet yang gerakannya sepadan dan selaras. “Langgam yang lama berbeda dengan yang baru,” akunya.
Juga harus ada konek dengan Pemerintah Pusat. Karena kemampuan APBD terbatas. Dicontohkannya Sumatera Barat, yang memiliki hubungan emosional yang kuat dengan pusat. Jika Gubernur tidak bisa memanfaatkan hal itu, Jambi Tuntas sulit terjadi. Terutama dalam membantu pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung, Bandara dan Jalan. “Ujungjabung itu saja butuh dana puluhan triliun. Jika tidak punya hubungan emosional dengan pusat, sulit dibangun, kita butuh bantuan pusat,” tegasnya.
Tak hanya Pemerintah Pusat, menjalin hubungan dengan Negara luar juga harus diperlukan. Terutama mengundang investor untuk masuk Jambi. Apalagi dalam kontek MEA untuk mempercepat akselerasi ekonomi Jambi. Gubernur juga harus melakukan kajian terhadap potensi PAD yang ada. Miaslnya pajak kendaraan dan alat berat.
“Mungkin baru 10 persen yang tergarap. Retribusi juga masih banyak yang bisa dijadikan PAD,” jelasnya.
Untuk meningkatkan harga karet dan sawit, kata Pantun, Gubernur harus membangun hilirisasi. Karena harga komoditi ditentukan oleh pasar dan tidak bisa di interfensi. ”Setidaknya sudah bisa membuat karpet, sepatu, inikan sudah ada nilai tambah, ada pilihan bagi petani, itu yang harus dilakukan,” tegasnya.
Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Jambi, mengakui bahwa, ketergantungan pengolahan bahan baku menjadi produk yang bernilai tinggi menjadi penyebab tidak sejahteranya petani perkebunan di Provinsi Jambi.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Ir Budidaya, banyak potensi perkebunan di Provinsi Jambi yang justru menguntungkan Provinsi tetangga dan merugikan petani Jambi sendiri. Jika potensi itu dimaksimalkan pengelolaannya di Jambi justru akan sangat menguntungkan.
“Potensi perkebunan kita itu cukup besar, terutama karet, kelapa sawit, kopi dan juga pinang. Bahan baku cukup, tapi tidak mampu memproduksinya secara mandiri. Potensi ini justru dinikmati kawan-kawan kita di Provinsi tetangga. Andai, kita punya industri hilirisasi, minimal untuk pengolahan setengah jadi saja, tentu akan sangat menguntungkan petani, khususnya untuk membuka lahan kerja baru,” sebutnya.
Budidaya sendiri juga menilai, bahwa mimpi Hilirisasi industri di Provinsi Jambi itu juga tidak bisa dilakukan oleh satu instansi saja dan butuh kerjasama serta koordinasi multy sector di tubuh Pemerintah Provinsi Jambi dan juga Kabupaten/kotanya.
“Kalau kita di Dinas Perkebunan ini harus memikirkan replanting, packing, hilirisasi industri, dan juga distribusi pemasaran tentu dan tidak akan mungkin terwujud.Bagaimana terwujud, yang kerjasama antar instansi, khususnya Disperindag dan juga BPMPT,” sebutnya.
“Khususnya untuk mempermudah perizinan investor, sosialisasi potensi daerah dan juga ide kreatif untuk pemasaran harus bersama-sama kita rumuskan. Termasuk pendampingan kepada para petani kita,” lanjutnya.
Mantan Sekda Kota Jambi ini juga menyebutkan, kedepan, Disbun juga akan mengupayakan di Jambi ada hilirisasi industri CPO.
“Kini kita tengah mengkaji Perda yang mengatur tentang CPO. Bagaimana nanti, CPO kita Jambi ini tidak seluruhnya di ekspor. Setidaknya 10 persen lah, tinggal dan diolah di Jambi. Tahun depan, mudah-mudahan sudah terwujud. Apalagi, visi dan misi gubernur terpilih, salah satunya untuk menaikkan harga sawit dan karet, dan hilirisasi industri inilah salah satu jawabannya,” harapnya.
Sumber : Jambiupdate.co