SUNGAIPENUH-Pihak PLN Sungai Penuh akhirnya membeberkan permasalahan sebenarnya akan krisis listrik yang terjadi di Kerinci dan Sungai Penuh dan menyebut jika jaringan SUTt di Sungai Liuk tak selesai, krisis listrik di sungai Penuh dan Kerinci sulit teratasi.
Manajer PLN Sumatera Barat, Adi Putra menyebutkan saat ini hanya PLTD Koto Lolo yang memasok listrik untuk kota Sungai Penuh dan kerinci, yang telah sudah beroperasi sejak 40 tahun.
Karena termakan usia, mengakibatkan kondisi PLTD tua dan sering rusak, mesin ada yang sejak tahun 1982, saat ini daya mampu15,250 Kw sedangkan beban puncak 21,190 Kw, sehingga terjadi defisit daya 5.96 kw.
"Selain itu jumlah pelanggan PLN juga sudah dua kali lipat dari lima tahun yang lalu,"ungkapnya.
Saat ini, lanjutnya Kondisi ini tidak mampu lagi ditangani PLTD, sehingga harus dicari solusinya. Solusinya adalah Sistem Transmisi atau SUTT.
Bahkan, Sejak 8 tahun yang lalu pihak PLN Telah berupaya membangun SUTT dari Merangin hingga Kerinci, bahkan gardu induk sudah dibangun di PLTD Koto Lolo, gardu induk sudah sangat siap
"Namun, dalam prosesnya ada kendala yang sampai saat ini masih ada dua titik di sungai Liuk, Kecamatan Pesisir Bukit, sehingga kabel SUTT tidak bisa ditarik.Ada empat warga tidak mau menerima ganti rugi tanah yang sesuai Appresal,"terangnya.
Ditambahkannya, saat ini Dari empat tower yakni T 370, T 366, T 363 dan T 365hanya T 366 dan T365 yang paling krusial dengan luas tanah 20x20.
"Mereka meminta ganti rugi sebesar Rp 1 Milyar, padahak sesuai appreisal atau NJOP hanya Rp 100 ribu permeter, kalau Apraisal Rp 500 ribu permeter,"sebutnya.(oq)
Sumber : Suarakerinci.com